Suatu ketika
terdapat sepasang sepatu cantik, nampak dietalase yang diterangi oleh lampu
yang mewah. Sang sepatu nampak bangga dengan posisinya dan sesekali menonjolkan
kemolekannya sebagai sepatu yang cantik dan ia menoleh kekanan dan kekiri.
Tidak lama dari itu, sepasang sandal jepit di letakan didekat etalase sepatu
canti tersebut.
“Wahai engkau
sandal jepit, alangkah sedihnya kamu di ciptkan sebagai sandal jepit yang tidak
menarik dan jelek”. Sang sandal jepit tidak menjawab dan hanya memberikan
senyuman persahabatan. Kemudian sang sepatu kembali berucap dengan
kesombongan “apa senangnya menjadi
sandal jepit? Sandal jepit tidak ada menariknya dan tidak ditempatkan ditempat
yang baik. kamu juga tidak akan diseslali apabila kamu hilang”
Mendengar
ucapatn tersebut, sandal jepit menghela nafas dan menjawab ucapan dari sepatu “hai
sepatu terhormat, mungkins emua orang akan merasa bangga apabila memakai sepatu
sepertimu. Orang juga akan memberishkan sepatu sepertimu meskipun belum kotor.
Orang orang juga akan memamerkan sepatu sepertimu kepada orang orang dan teman
teman”
Sang sandal
jepit menghentikan pembicaraannya sejenak untuk membuat sepatu menikmati pujiannya
dan melanjutkan ucapannya “tetapi tidakkah kamu tau sepatu yang terhormat, kamu
haya berada dalam kesemuan saja dan hanya dipakai sesekali dalam acara acara
penting saja. Namun cobalah lihat aku, aku selalu di gunakan dalam setiap saat
dan aku selalu memunculkan kerinduan bagi pemakaiku. Ketika orang orang telah
memakai sepatu sepertimu, maka ia akan kembali menggunakanku” Sang sandal jepit
berkata dengan sangat antusia.
“Tetapi bukanlah
sangat lebih menyenangkan apabila kita menjadi sepatu yang dikagum kagumi oleh
orang banyak” ucap sepatu melakukan pembelaan. Sesaat dari itu, pegawai
tersebut datang tergesa gesa dan menggunakan sandal jepit untuk pergi solat.
Akhirnya
sepatupun mengucapkan terimakasih karena telah memberikan pelajaran untuknya.
Dari cerita
tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa lebih baik menjadi orang sederhana
namun dibutuhkan dan dapat membantu orang lain dibandingan dengan orang kaya
namun sombong.
0 Response to "Kisah Sepatu Dan Sandal Jepit"
Posting Komentar