Burung Beo Punya Pak Ustad

Alkisah disebuah pesantren, disana terdapat seorang Ustadz yang memiliki satu ekor burung beo. Burung beo memang memiliki kemampuan menirukan suara manusia, sehingga pak ustadz melatih burung beo tersebut untuk bisa mengucapkan kata kata zikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Assalamualaikum dan lan sebagainya. Suatu ketika, kadang burung beo tersebut terbuka. 

Hal tersebut membuat burung beo tersebut berkesempatan untuk terbang. Melihat burung beo miliki pak Ustadz mereka terbang, para santripun mengejar burung beo tersebut. Burung beopun terus terbang bahkan ia terbang tanpa control lagi, disela sela santri terus mengejar dan burung beo terus terbang, burung beopun tertabrak oleh kendaraan kemudian sekarat dan kahirnya beo tersebut meninggal.

Setelah burung beo tersebut mati, pak ustadzpun sedikit berbeda, ia lebih pendiam dan lebih banyak merenung bahkan satu minggu setelah burung tersebut mati. Melihat pak Ustadz mereka tidak bersemangat, para santripun berkata kepada ustadz :

 “Ustadz, apabila ustadz sedih dengan kematian burung yang ustadz miliki, kami siap menggantikan dengan burung beo yang bisa mengucap dzikir lainnya”
Kemudian ustadz menjawab  “Aku tidak sedang bersedih karena burung beo itu  “jadi, apa yang menyebabkan ustadz bersedih” saut para santri.
Ustadzpun menjawab “apakah kalian semua melihat masa masa sekarat setelah burung beo itu tertabrak?”

 “iya ustadz kami melihatnya.” Kata santri.  “yang dikeluarkan burung tersebut hanyalah kata kata kkkkaakk, kkkkhheek, kkkkaakk, kkkkhheek,,, padahal saya sudah mengajarkan ucapan dzikir kepada burung beo tersebut. namun ketika ia merasa sakit karena nyawanya akan dicabut, ia tidak mengucapkan kata kata dzikir yang saya ajarkan. Lalu saya berfikir apakah suatu ketika nyawa saya dicabut, maka saya tidak bisa mengucapkan kata atas dzikir karena rasa sakit ketika sakarat.  Padahal burung tidak diganggu dengan setan sedangkan manusia akan diganggu dengan setan” Saut Ustadz.

Setelah mendengar perkataan Ustadz, para santripun berfikir dan ikut merennung dan memikirkan hal yang sama dengan Ustadz. “lalu bagaimana keadaan kita ketika kita di cabut nyawanya kelak?” kata santri.

Dengan cerita tersebut kita bisa belajar bahwa ajal datang dengan tiba tiba dan jangan sampai kita meninggal dalam Su’ul khotimah. Maka jangan lakukan kesalahan meskipun sebentar karena kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang.


0 Response to "Burung Beo Punya Pak Ustad"

Posting Komentar

Artikel Kecantikan

Artikel kesehatan terbaru

Kuliner